Senin, 05 Mei 2014

Akhir Dari Cerita

Malam ini, mata gue gak mau nutup, saking dalem nya rasa sakit di dada ini. Gue gak pernah nyangka, gue gak pernah tau, orang yang bener-bener gue sayang, ninggalin gue, gitu aja.

Pagi itu gue bangun, karna itu hari minggu, maka gue tidur lagi. Sekitar jam setengah 9 gue bener-bener bangun, lalu gue kebawah, dan mencuri 1 buah ikan tuna goreng buatan ibu gue. (Gue memang kucing).

Setelah itu gue mencoba bbm dia.
"Pagi"
"Pagi juga"

Rasanya ada yang berbeda.

Berpuluh-puluh kalimat setelah ucapan selamat pagi itu, gue memberanikan diri bertanya ke dia.

"Kamu kenapa?"
"Gpp"

Jawaban yang membuat gue kesal, gue makin penasaran.

"Jangan boong sama aku"
"Buat apa boong"

Gue jadi makin yakin kalo ada sesuatu.

"Aku mau nanya sesuatu"
"Apa?"
"Kamu masih mau nepatin janjimu?"
"Masih"

Cukup senang denger jawaban itu, tapi hati gue masih gak tenang.

Setelah beberapa jam, gue tanya lagi.

"Kamu masih niat mau nepatin janjimu?"
"Aku gak tau apa aku bisa nepatin atau engga, setelah berbagai kejadian yang kita alamin, aku jadi pingin ngurungin diri buat nepatin janjiku."

"Apa gak ada kesempatan buat aku?"
"Sorry ya, aku gak bisa"

Gue gak membalas pesan dari dia lagi, terlalu sakit untuk melihat balasan-balasan selanjutnya.
Apa gue terlalu bersalah, sampai gak ada kesempatan lagi buat gue?

Siangnya, temen-temen gue dateng, gue mencoba menutupi perasaan gue di depan mereka semua. Gue mencoba tertawa dan tersenyum di depan mereka, ya, sebenarnya itu senyum palsu.

Gue berangkat untuk latian band sama mereka. Selama latian, gue jadi gak fokus, mikirin kejadian tadi. Mood gue hancur lebur, kayak makanan yang udah dikunyah 32 kali dan siap masuk ke kerongkongan. Gue berkali kali menyangkal rasa sakit ini.

Tapi, rasa sakit ini selalu muncul saat gue mencoba menutupinya.

Setelah seharian menyembunyikan rasa sakit ini didepan orang banyak, akhirnya gue gak tahan.

Malam itu, gue ke balkon, duduk dan menatap ke langit. Untuk pertama kalinya gue gak bawa barang favorit gue, gitar gue, ke balkon.
Gue menatap langit yang lagi cerah-cerahnya, langit yang berhiaskan bintang, membentuk rasi yang gue gak tau bentuknya. Suasana malam menambah kesunyian, suasana menjadi hening.

Gue jadi teringat sama kebiasaan yang hampir setiap malem gue lakuin sama dia, dulu.
Ya, liat bintang.

"Kamu lagi liat bintang gak?"
"Iya nih"
"Keren ya"
"Keren banget"
"Oh iya, semoga kita liat bintang yang sama ya."
"Iya, semoga aja :)"

Lalu gue menatap ke bawah, ke depan rumah, tempat gue dulu main gitar sama dia. Gue inget banget dulu permainan gitar gue masih asal asalan, tapi kita bisa main sama sama.

Setelah muak dengan semuanya, gue lalu masuk ke kamar, menutup pintu dan jendela, menutup kenangan yang dulu terasa sangat manis, yang sekarang hanya tersisa kehancuran yang menyakitkan.

Gue ingin menangis, menumpahkan semua perasaan gue dalam air mata kesedihan ini, tapi entah kenapa gak bisa.

Gue buka handphone, dan menyetel lagu Cinta Datang Terlambat-nya Maudy Ayunda. Berkali-kali gue puter lagu itu sampe gak ada artinya.
Sampe gue bener-bener bosen.

"Tapi saat semuanya berubah, kau jauh dariku, pergi tinggalkanku.."

Ya, semuanya memang sudah berubah.

"Disetiap kehilangan, disetiap kebohongan, disetiap kebenaran yang kau abaikan, dan setiap penyesalan dan perpisahan, ada sebuah kesalahan yang terlalu besar untuk disembunyikan."

Gue menyesali berbagai kebodohan-kebodohan gue selama ini, yang sekarang membuat dia mengabaikan kenyataan, kalo gue bener-bener sayang sama dia. Perpisahan ini memang murni karna salah gue, kesempatan itu hilang karna gue sendiri.
Gue jadi inget kata-kata Mario Teguh,
"Nasib itu AKIBAT,
dan Kita adalah SEBAB."

Rasa sakit ini semakin dalam, menusuk dan menusuk, dan gue makin larut dalam kesedihan.

"Pertahankanlah seseorang yang kau anggap berharga, karna besok mungkin kau akan kehilangannya."

Siapa yang tau, kapan seseorang akan meninggalkan kita. Dan hal itu yang terjadi sama gue.

Sekarang, beri aku alasan untuk mengisi lubang ini, menghubungkan jarak yang telah kamu buat dengan penolakanmu.

I'm just can't live in lie, anymore. Thank's for everything.

Sebuah kisah yang berawal dari sebuah pertemuan, pertemuan yang berakhir dengan sangat menyakitkan.

Goodbye.

Nonton deh