Jumat, 15 Januari 2021

Duh, mulai lagi

 ©Pinterest
Saatnya mengapresiasi diri sendiri karena udah ngelewatin 1 tahun kebelakang yang bikin hampir gila. Akhirnya pulang ke rumah, rebahan di kasur yang udah setahun ga ditidurin, dan ternyata memori yang aku cari ada disini. Tempat pertama kali jujur sama diri sendiri. Udah banyak banget yang terjadi dan sepertinya aku harus mulai lagi.

Situasi pandemi membuat semuanya harus berjarak, dan ternyata berdampak cukup besar. Usaha usaha masyarakat banyak yg terhambat, harus mengurangi jumlah karyawan, bikin diskon besar besaran, bahkan ada yang sampai gulung tikar.

Juga ada hubungan yang harus selesai.

Buat yang masih bertahan, selamat.
Kemungkinan besar kalian bisa lanjut ke hubungan yang lebih serius, karna harga susu anak mungkin mirip mirip sama biaya Swab antigen di kota kota besar.

Buat yang gagal bertahan, nah ini agak panjang.
Mungkin kalimat 'dunia kok ga adil ya' bakalan muncul lagi setelah si dia memilih untuk pergi. Bahkan bisa bikin susah tidur, apalagi kalo tiba tiba lagu favorit pas masih pacaran keputer pas lagi shuffle playlist Spotify, akhirnya terjebak deh sama perasaan bersalah yang kita bikin sendiri (biasanya sambil mengutuk keadaan).

Faktanya dunia memang tidak adil, jadi semakin dewasa, menerima adalah satu satunya cara. Mungkin bakal sulit untuk dijalani, sulit banget, dan sedikit demi sedikit menyerang kestabilan mental. Tapi percaya kalo waktu yang bisa normalize semuanya juga bukan hal yang buruk, malah bisa dibilang itu hal yang paling masuk akal saat ini. Toh juga masih banyak yang nungguin,

tagihan paylater yang deadline-nya bulan ini contohnya.

Masih menjadi pertanyaan umum bagaimana kenyataan kenyataan yang pahit membuat orang orang yang berkutat di satu masalah akhirnya melangkah menghadapi masalah yang lain, mengubur serpihan hati bersama luka yang harusnya tidak tumbuh lagi.

Ada beberapa hal yang harus disyukuri meskipun setelah kehilangan berkali kali. Bersyukur kalo kita masih jadi Protagonis di cerita sendiri, memulai chapter baru dengan merelakan chapter sebelumnya berakhir tidak menyenangkan. Bersyukur karna masih bisa sedih, karna biasanya pengalaman tidak menyenangkan akan mengajarkan sesuatu. Kalo udah capek sedih terus, baru mulai mikir gimana caranya bahagia. Tenang, semua ada saatnya.

Pada akhirnya, adil atau tidaknya adalah soal toleransi. Bagaimana kita bisa membuat standar sendiri, dan membuat harapan harapan baru dari setiap pelajaran patah hati.


Selamat mengawali cerita, nanti judulnya belakangan aja.

Nonton deh