Rabu, 18 Juni 2014

Malam Perpisahan

Udah lama ya ternyata, sejak post terakhir gue. Rasanya blog ini udah jarang keurus lagi.

Karna sekarang gue udah libur panjang, jadi blog ini gue bersihin dulu, ada kotoran cicak di banyak tempat.

Oke, Lion yang dulu, yang rasanya terlalu percaya diri tentang cinta, sekarang udah gak ngerti apa-apa. Terlalu sering berpisah membuat gue gak ngerti arti cinta sesungguhnya.

Apa cinta memang sesakit ini?
Apa cerita ini harus selalu dipenuhi perpisahan?

Oke, kita mulai dari awal.
Tanggal itu, 12 Juni, menjadi hal yang tak terlupakan bagi gue, dan ketiga temen gue (Krisna, Semy, dan Aldi).

Sebelumnya, kami sama sekali gak berpikir  kalau band ini bisa ngisi acara di pensi.
Awalnya, ini hanya karna iseng.
Lalu kami mulai serius, karna untuk mencapai sesuatu diperlukan keseriusan.
Kerja keras kami selama setahun terbayar lunas, dengan penampilan kami selama 10 menit diatas panggung pertama kami itu.
Mungkin secara individu kami sudah sering naik panggung, tapi kami merasa bangga karna melakukannya berempat.

Tapi, ini baru awal.
Masih banyak tantangan yang akan kami hadapi.
Tapi, setidaknya kami tidak perlu takut, karna kami tidak merasa sendirian.
Kesendirian itu sering kali membuat kita merasa sedih, dan membuat hati menjadi kosong.
Tapi tenang aja, hati gue ini udah terisi sama yang namanya teman sejati.
Tidak perlu banyak teman, sedikit juga tak apa, cukup beberapa teman yang bisa dipercaya.

Bendera semangat akan terus berkibar selama kami masih bersama.

Di hari itu, tepat nya malam itu, secara tidak sengaja gue melihat senyumnya. Masih semanis dulu, tapi gue sadar senyum itu bukan buat gue.

Di malam itu, yang gue bisa lakukan hanya diam dan memandangi senyumnya itu. sekarang gue bebas melakukannya secara diam-diam.
Lucu rasanya, tapi hanya ini yang bisa gue lakukan sekarang.

"Angin malam, sampaikan padanya, bahwa ku tak mau sendiri..
Angin malam sampaikan padanya bahwa dia indah di hatiku.."

Alunan lagu itu membuat gue mengingat semua memori indah dulu.
Tapi sekarang semua terasa berbeda.
Cinta memang selalu berakhir dengan kesedihan.

Acara itu berakhir dengan meriah, sekitar jam setengah 10 malam.
Gue mengambil motor, dan akhirnya pergi.
Sepanjang perjalanan pulang, gue gak terlalu ngebut.
Gue jadi bisa melihat setiap sudut jalan.
Jalan sepi yang hanya bercahayakan lampu jalan yang sudah agak redup, membuat suasana semakin dingin.

Tiba-tiba semua kenangan seperti sengaja diputar kembali di otak ini.
Sekeras apapun gue mencoba melupakannya, hal itu akan terus gue ingat.

Rasanya hancur setiap melihat dia perlahan menjauh.
Jejak kaki yang kita buat bersama akhirnya hancur tersapu ombak.

Kita masih ada, tetapi cerita kita sudah berakhir.

Gue sadar, malam itu adalah malam perpisahan gue dengan dia.

Itulah sepenggal cerita dari kejadian-kejadian yang gue alami. Memang lebih banyak sedihnya, tapi gue gak boleh nyerah dan berhenti berusaha, karna akan ada kebahagiaan diakhir kesedihan ini.
Seperti pelangi sehabis hujan.

Nonton deh