Rabu, 08 Oktober 2014

Sebuah Kebahagiaan Sederhana

Hai..
Gue gatau harus mulai dari mana karna udah lama banget gue ga nulis disini lagi.

Well, it's a long time, so i have a lot of story.

Di malam yang dingin ini, sebenarnya gue sedang mencoba untuk tidur. Tapi entah kenapa mata gue masih terbuka lebar.
Setelah gue pikir pikir ternyata tadi gue tidur siang.

Sementara itu, jari jari tangan ini kangen menulis sesuatu. Dengan hawa dingin yang menusuk tulang, gue jadi semakin terjaga.

Oke, kembali ke topik pembicaraan, waktu yang kosong selama berbulan bulan ini gue isi dengan banyak hal. Salah satunya adalah tentang cinta.

Bicara soal cinta, semua orang punya kisah nya masing masing. Ada yang mengundang tawa, senyum bahagia.
Tapi tak sedikit juga kisah cinta yang membuat air mata kita membanjir dimana mana.

Contohnya, Temen gue, Renal.
Dia suka sama seorang adek kelas, cewe pastinya, namanya Ani. Gue gatau kenapa dia bisa suka sama Ani, sedangkan ketemu dan berbincang bincang aja ga pernah.
Ya, sebagai teman yang baik, gue bantu dia untuk dekat dengan Ani.

Renal bertanya Pin Blackberry Messenger Ani pada gue, dan kebetulan gue ada contact nya.
Setelah gue kasi, dan dia invite, dia lalu berdoa semalaman agar invitation nya itu diterima oleh Ani.
Sukses. Mereka sekarang berteman di BBM.
Hal pertama yang harus dipikirkan adalah bagaimana cara merangkai kata saat berkenalan. Renal termasuk orang yang baik dalam membuat kata kata. Tapi, karna dia sangat gugup, akhirnya gue-lah yang diminta untuk BBM si Ani.

"Yon, tanyain si Ani, dia kenal gak sama aku?"
"Ya kenal lah, kamu kan vokalis, semua orang lihat kamu pas manggung"
Gue mencoba membuat Renal percaya diri.

Siang itu akhirnya gue PING!!! si Ani.

Sore harinya, BBM gue di bales.
"Iya kak?"

Lalu gue kirim screenshot nya ke Renal. Dia syukuran 3 hari 2 malem.

"Akhirnya dibales yon, ayo tanya dong dia kenal ga sama aku"
"Iya sabar-_-"

Ketidaksabaran Renal membuat gue sewot sendiri. Kenapa gue yang harus nanya? Kenapa engga dia aja?
Apa dia mendadak jadi bisu kalau deket cewe? Gue bayangin Renal setengah mati bilang "i love you" ke Ani.
Akhirnya gue BBM Ani lagi.

"Kamu kenal sama Renal anak kelas 9 dek?"

Setelah beberapa menit menunggu akhirnya dibales juga.

"Engga kak, kenapa?"
Mampus, Renal ga dikenali. Lalu gue bales singkat "gpp"

Gue BBM Renal dengan perasaan was-was, jangan jangan setelah Renal tahu, dia jadi stress dan bunuh diri.
Gue kirim screenshot nya, dan setelah beberapa menit, seketika chat gue sama Renal dibanjiri emotikon ini : :'(

"Huh, sabar ya, nal"
Gue tahu perasaannya karna gue juga pernah mengalami nya.

Unrequitted love itu memang sakit. Seperti orang yang perasaannya tak pernah tersampaikan.

Belakangan ini, gue tahu bahwa si Ani pacaran sama teman kelasnya. Gue ingin memberitahukan kepada Renal, tapi gue takut melihat reaksi nya.
Akhirnya setelah menimbang nimbang beberapa kemungkinan, termasuk kemungkinan terburuk, sampai kemungkinan yang tidak masuk akal seperti Renal akan menuju ke kelas si Ani dan nangis jejeritan sambil mohon-mohon supaya Ani putus, seperti di sinetron sinetron. Gue memutuskan bahwa hal ini akan gue sampaikan.

"Renal, si Ani pacaran sama anu"
"Anu siapa?"
Gue berpikir kalau Renal mengira si Ani pacaran sama Titit.
"Itu loh temen kelas nya si Ani"
"Oh"
"Renal, kamu gapapa kan?
"Aku gapapa kok, aku ikhlas."

Mendengar jawaban Renal, hati gue tersentuh. Gue merasakan betul perasaan orang yang kehilangan.
Senyum kecil terlihat di wajahnya. Dia bahagia. Dia bahagia karna dia mengikhlaskan.

Terkadang kita hanya perlu mengikhlaskan yang memang bukan milik kita.

Gue sadar, dulu gue terus mencari kebahagiaan semu, dari orang orang yang bukan untuk gue.
Akhirnya gue selalu sakit hati, kehilangan.

Dan sekarang, gue sadar kalau gue sudah punya seseorang yang selalu ada buat gue.
Perbincangan yang setiap hari kita lakukan selalu membuat waktu terasa singkat.
Gue merasa nyaman jika berada didekatnya.

Kebahagiaan sederhana gue adalah ketika dekat dengan dia.
Seperti rumah, dia adalah tempat gue pulang. Karena dia itu seperti rumah yang sempurna, sesuatu yang bisa menghilangkan sakit kepala akibat keseharian yang melelahkan, dan menawarkan kenyamanan.

Mungkin, gue benar benar akan berhenti mencari, karna gue sudah benar benar menemukan kebahagiaan sederhana gue.

Sekarang tinggal butuh keberanian untuk mengatakan,
"Berhentilah mencari, karna aku sudah menemukanmu."

Nonton deh