Kamis, 30 Januari 2014

Rasa Cinta yang Tak Pernah Hilang

Oke, gue tau gue udah bertahun tahun ngga nge-blog, tapi, gue punya alasan yang jelas yang bikin gue ngga bisa nge-blog.

Pertama, pekerjaan rumah gue lagi banyak, jadi gue sibuk ngerjain pekerjaan rumah.

"Lion, setrika bajumu!"
"Iya bu"
"Sapu kamarmu, beresin kasurnya!"
Iya bu"

Gue pergi ke kamar, dan gue tidur.

Kedua, gue belum punya ide yang bagus buat nge-post, ide gue habis buat bikin naskah teater yang super panjang itu.

Bahkan ada beberapa orang yang bertanya kenapa gue jarang nge-blog lagi, dan gue punya satu jawaban yang dapat mewakili semua rasa penasaran mereka,

Sorry, gue lagi sibuk."

Hm, gue yakin loe semua pernah merasakan yang namanya mencintai dan dicintai.

Saat kita mencintai seseorang, otak kita secara otomatis membuat sebuah pernyataan,

"Gue harus bikin dia bahagia."

Biasanya, orang yang mencintai secara berlebihan itu melakukan berbagai cara untuk membuat orang yang dicintai nya merasa senang, bahkan harus sampai berkorban waktu, uang, dan lain lain. Tapi, kebanyakan orang malah senang dengan hal tersebut.

"Gapapa, yang penting dia bahagia."

Itulah alasan yang sering banget gue denger.

Gue juga dapat merasakan yang namnya mencintai, kalau dilihat-lihat, gue termasuk orang yang mencintai secara NORMAL. Kenapa begitu?
Pertama, gue rela berkorban waktu, uang, dan lain lain, demi orang yang gue cintai, tetapi hanya untuk waktu tertentu.
Kedua, apa yang gue lakukan untuk orang yang gue cintai ini, hanya untuk menjaga dia. Gue gak berniat sama sekali untuk memiliki dia, kadang kadang sih muncul perasaan yang bilang,

"Yon, loe harus dapetin dia."

Tapi seiring berjalannya waktu, gue sadar gue gak bisa sama dia, gue udah nganggep dia kayak adek gue sendiri.

Tapi, apa jadinya jika orang yang kita cintai itu tidak memberikan respon yang meyakinkan juga? Beberapa orang juga akan berpikir dua kali untuk tetap bertahan dan mencintai.

Bahkan, lama kelamaan juga orang akan kehilangan rasa cintanya.
Itu akan menjadi sebuah hal yang mengerikan bagi kita semua.

Tapi, menurut gue, rasa cinta itu tidak pernah hilang.
Seperti sebuah benda, cinta dapat berubah wujud.
Contohnya, cinta yang berwujud keinginan untuk memiliki, bisa berubah menjadi cinta yang berwujud persahabatan.

Gue pernah ngalamin itu semua.

"Gue cinta sama loe, gue pingin banget bisa milikin loe, gue pingin sama loe!"

Menjadi,

"Gue gak lagi ada niat buat milikin loe, gue cuma ingin sahabatan sama loe, dan gue harap gak ada yang misahin kita."

Dua hal yang sangat bertolak belakang.

Kata orang, persahabatan yang dilandasi cinta, tidak akan bisa bertahan lama.
Tapi buat gue, wujud cinta lah yang jadi pembeda.
Benar, jika persahabatan yang dilandasi cinta ingin memiliki, tidak dapat bertahan lama.

Tapi, persahabatan yang dilandasi oleh cinta persahabatan itu sendiri, gue yakin bisa bertahan lama.

Sekitar setahun lebih gue bersahabat sama ayu (bukan nama sebenarnya). Meskipun kita sering berantem, beda pendapat, tapi karena cinta persahabatan, buktinya gue bisa bertahan.

Jadi, intinya, rasa cinta itu ngga pernah hilang, hanya berubah wujud.

Sekian :)

2 komentar:

Nonton deh