Minggu, 12 Januari 2014

Pertemuan dengan Ayu

Setelah sekian lama vacuum dari blog, karena berbagai macam masalah, akhirnya saat ini gue bisa nge-blog lagi.

Banyak cerita yang sebenarnya ingin gue share kepada kalian semua, penayang setia blog gue. Tapi kali ini, gue akan cerita, tentang sahabat gue, dari pertama gue kenal sama dia, sampai sekarang.

Banyak yang penasaran siapa kah nama sahabat gue ini. Dia bukan krisnawan (gue gak mau di cap homo gara gara gue sering pergi berdua sama krisnawan), dia seorang cewek, pernah buat gue jatuh cinta setengah mampus sama dia, namanya Ayu (bukan nama sebenarnya, bukan juga nama samaran *nah terus itu nama apa?)
Okey, satu post gue ini, gue dedikasikan untuk dia.

Awal pertemuan gue sama dia itu, pas kelas 6 SD. Dia itu suka sama salah satu temen gue. Nah gue jadi perantara mereka berdua. Hal yang paling gue inget saat itu adalah saat dia marah marah gak jelas gara gara gue add fb nya dia.

"Heh ngapain kamu add add aku!?"

"Emang gak boleh?"

Hening.

Sampai sekarang gue masih sering membayangkan itu dengan raut wajah "gile lu ndro".
Bisa kalian bayangkan?

Oke. Beranjak ke jenjang yang lebih tinggi, satu tingkat, SMP. Waktu makin berlalu, hubungan gue sama dia juga makin deket. Kita sering bertukar cerita tentang kejadian kejadian yang kita alami, setiap hari. Gue orang nya bosenan. Tapi saat gue chat sama dia, gue gak merasa bosen, sama sekali.

Lalu akhirnya sekitar bulan Juni kita memutuskan untuk bersahabat. Hari hari gue jalani dengan bahagia. Gue gak pernah merasa bosen, gara gara ada dia. Dia sering cerita tentang kesehariannya, begitu pun juga sebaliknya.

"Apa sih yang buat gue nyaman kalo deket dia?"

Pertanyaan itu sering muncul dalam benak gue, dan sampai sekarang menjadi pertanyaan yang belum bisa gue berikan jawabannya.

Kita semakin dekat, dekat dan dekat setelah kegiatan pelatihan OSIS. Gue udah nganggep dia itu kayak adek sendiri.

Setiap kali tangan gue ingin menggenggam tangan dia, muncul kata kata ini dalam hati gue,

"Dia cuma sahabat lu yon, ngga lebih."

Dan gue, langsung mengurungkan niat gue. Selalu seperti itu.

Suatu hari, dia main ke rumah gue, sama temen temennya, yang juga temen temen gue. Dari sore, sampai malem, kita main gitar berdua. Gue merasa deket banget sama dia di hari itu. Hari bersejarah bagi gue, malam minggu yang menurut gue udah lebih dari cukup.

Selang beberapa hari, gue kerumah temen gue, buat ngerjain PR Matematika. Kebetulan dia juga ada disana. Sambil mengerjakan PR, gue tuker tukeran hp sama dia.
Dan suatu momen bersejarah terjadi. Gue baca di sebuah buku, yang mengatakan bahwa,

"Cinta pada pandangan pertama itu terjadi setelah 8 detik, saat dua orang bertatapan".

Gue gatau, tapi yang jelas gue udah sekitar satu menit tatap tatapan sama dia. Gue bukan lagi main kuat kuatan mata, gue serius.
Satu lagi, saat temen temen gue keluar buat beli jajan, hanya gue dan dia di ruangan itu, gue berkata dalam hati,

"Ini momen yang pas yon"

Gue tiduran di samping dia, gue beranikan diri gue untuk pegang tangan dia, dan gue ingin teriak keras keras,
"Gue suka sama elu!!"
Tapi, nyatanya, sampai gue melepas genggaman gue, tidak ada satupun kata yang terucap dari mulut ini.

Gue pun pulang kerumah dengan perasaan kecewa. Gue menyendiri di kamar. Sambil merenung, gue menyadari bahwa,

"Cinta gue berat di nyali"

Malam itu, gue tutup dengan mendengarkan lagu dari Adera, judul nya "Melewatkanmu" , yang sukses mengungkapkan isi hati gue, dengan lirik lagu yang sama persis dengan apa yang sedang gue rasakan hari itu.

Akhirnya gue punya pacar, dia juga sama. Gue gak pernah komunikasi lagi sama dia, dan akhirnya gue memutuskan hubungan persahabatan gue dengan dia.

Akhir akhir ini gue jadi sering nulis nulis puisi ga jelas, gue juga gatau ini pantes dibilang puisi atau ngga, dan ada suatu puisi, yang gue tulis khusus buat dia, ini.

Sahabatku, kamu dimana?
Ingatkah kamu saat dulu kita saling bercerita?
Tak rindukah dirimu akan saat saat itu?
Atau mungkinkah dirimu sudah lupa pada itu semua?
Akankah aku akan terus bertanya tentang dirimu? Tentang keadaanmu?
Àku harap sekarang kamu sudah bahagia.
Tapi, bisakah kita ulang cerita kita lagi? Tanpa cinta diantara kita.
Karna cinta yang membuat kita berpisah.

Sekarang, gue udah putus, dan dia makin langgeng. Dari semua yang gue alamin ini, Gue belajar satu hal,

"jika cinta yang buat gue dan dia berpisah, maka cinta juga yang akan mempertemukan gue dan dia, lagi"

Gue dapet sebuah filosofi, isinya adalah,

"Jika cinta dapat membuat tahi jadi rasa cokelat, cinta yang tak terbalas bisa membuat cokelat jadi rasa tahi".

Semua sudah berubah, berjalan maju, dan gue yakin semua yang sudah terlewat gak akan kembali lagi. Tapi sampai sekarang,

"Kenapa setiap kali gue makan cokelat, rasanya masih seperti tahi?"

1 komentar:

Nonton deh