Minggu, 09 Maret 2014

Pengalaman "Mbok" Axel

Kali ini gue akan lanjut cerita tentang pengalaman "mbok" Axel.
Mbok itu adalah bahasa gaul dari "pembantu rumah tangga".
Maksud gue disini bukan gue yang jadi mboknya Axel, tapi mboknya Axel yang jadi mboknya Axel (nah, bingung kan) yaudah kita lanjut aja.

Selamat membaca :)

(NB : Disini gue akan memposisikan diri gue sebagai Axel. Meskipun kalo diliat liat gue sama axel itu GAK MIRIP ABIS.)

Gue punya cerita berawal dari suatu pagi yang kelam. Karna mbok Gue  yang tercinta (dengan asam urat yang sedang kambuh) menghiasi bagian pintu kamar gue sambil berkata kata dalam bahasa roh. Gue gak bisa tulis kata katanya disini, entah karna :
1. Gue gak mengerti bahasanya
2. Gue males nulis kata katanya
3. Gue capek nulis, karna terlalu panjang. Kalo gue tulis, bisa sampai mampus nulisnya.
Intinya sih,

"bangun xel nanti terlambat baru tau"

Tapi gue bantah kata katanya (dalam bahasa roh juga) lalu lanjut tertidur.

Ternyata kata mbok gue itu menjadi  kutukan.
Gue beneran "TERLAMBAT".
Di sekolah gue merinding mikirin kata kata mbok gue. Pelan tapi pasti... Itu yang gue takut. Setelah bel sekolah berbunyi, tandanya waktu untuk pulang, gue pun pulang (pasti lah ya masak gue bengong mikirin muka ganteng gue kayak dika si handsomeman*).

*) Dika adalah kakak kelas 9 yang wajahnya sangat tamfan, jadi kita sebagai adik kelas yang baik harus memujanya dengan sebutan handsomeman.

Sesampainya di rumah, gue minta tolong mbok gue, buat bikinin gue mi rebus, karna gak ada makanan sama sekali di meja makan. Nah yang bikin gue shock berat (nyaris stroke),
mbok gue buat mi rebus gak pake

"KUAH......"

gilak gak mikir sejauh ini gue tentang perjalanan hidup mbok gue. Kata temen gue, si Bima s. sih

"bisa gitu cii".

Saat gue liat mi tersebut gue bayangin gimana rasanya itu mi. Tapi organ dalam gue sudah tidak bisa menunggu lama (baca : laper berat), akhirnya gue lahap aja tu mi. Lidah mau protes tapi tak berdaya. selesai gue makan lidah kayak habis di rendem di air garam 7hari 7malem. Gilak asinnya mintak ampun... Tapi gue tetep tabah.

Gue lanjut tidur siang kira kira 2jam-an. Gue liat udh jam 3. Gue siap siap latihan basket. Gue gak sempet isi air sendiri. Gue minta bantuan mbok gue. Selesai gue siap, gue liat mbok gue dateng dari dapur bawa botol gue dengan isi air di dalamnya (yaiyalah masa darah, kecuali kalo mbok gue itu psikopat). Gue mulai merinding. Air di dapur dapet dari mana coba. Gue iseng nanyak.

"mbok ambil air dimana??? Di termos??"

mbok gue pun memberi tahu (dengan polosnya)

"bukan, ambil dari teko yang nempel di tembok"

Gue makin merinding. Gimana bentuk teko nempel di tembok. Gue sih 5 hari mikirinnya...

"yang mana mbok??" sahut gue.

"ini lihat dulu".

Gue shock mintak ampun. Gilak aja. Teko nempel di tembok ternyata

KERAN....

Kali ini rasa penasaran gue, menyelamatkan hidup gue. Gue gatau nasib gue, kalau gue orangnya acuh tak acuh. Mungkin gue udah meninggal karna serangan jantung, ginjal berdarah, paru paru basah, dan hepatitis, akibat mengkonsumsi MIE REBUS TANPA KUAH dan AIR MINUM DARI  "TEKO"  YANG NEMPEL DI TEMBOK.

Selesai.

Ya begitulah cerita dari Axel temen gue, yang hampir mati dari hasil kejeniusan mboknya.
Sekian cerita gue.

0 comments:

Posting Komentar

Nonton deh